Dato Tahir pendiri Mayapada Group
Lahir di Surabaya pada tahun 1952, dari keluarga sederhana yang menghidupi kehidupan dengan membuat becak, Tahir muda tumbuh dalam keterbatasan. Sejak kecil ia bercita-cita menjadi seorang dokter, namun mimpinya terhenti ketika sang ayah jatuh sakit dan keluarga tak lagi mampu membiayai kuliah.
Namun, kegagalan itu tidak mematahkan semangatnya. Dengan beasiswa, ia melanjutkan studi bisnis di Singapura, sambil berdagang kecil-kecilan—membawa pakaian dan sepeda dari Singapura untuk dijual kembali di Surabaya. Dari situlah, benih jiwa wirausahanya mulai tumbuh.
Pada tahun 1986, ia mendirikan Mayapada Group, yang kemudian berkembang ke berbagai sektor: perbankan, garmen, properti, media, hingga rumah sakit. Bank Mayapada, yang lahir tahun 1990, bahkan berhasil bertahan di tengah krisis ekonomi 1998, saat banyak bank lain runtuh. Kini, bank tersebut memiliki ratusan cabang di seluruh Indonesia.
Kesuksesan bisnisnya menjadikan Tahir masuk jajaran orang terkaya di Indonesia. Pada 2018, ia tercatat sebagai orang terkaya ke-4 dengan kekayaan lebih dari Rp52,5 triliun.
Namun, bagi Tahir, kekayaan bukanlah tujuan akhir. Ia menggunakan hartanya untuk memberi manfaat bagi sesama. Melalui RS Mayapada, ia menyediakan layanan kesehatan, termasuk operasi jantung gratis bagi ratusan pasien. Ia juga menyumbangkan lebih dari Rp1,125 triliun untuk melawan TBC, HIV, dan malaria bersama Bill & Melinda Gates Foundation. Dari jumlah itu, sekitar Rp150 miliar digunakan untuk memperluas akses kontrasepsi, dan total dukungan yang dihimpun mencapai Rp2,25 triliun.
Tak hanya di bidang kesehatan, ia juga aktif mendukung pendidikan. Ia menyalurkan Rp49 miliar untuk beasiswa mahasiswa Indonesia, membeli Rp45 miliar laptop untuk siswa dari keluarga kurang mampu, serta menyumbang Rp250 miliar ke National University of Singapore untuk riset kedokteran.
Atas kiprah bisnis dan filantropinya, Tahir menerima berbagai penghargaan dunia—mulai dari gelar kehormatan hingga pengakuan internasional.
Dari seorang anak tukang becak, menjadi miliarder dengan harta puluhan triliun dan filantropis dunia, kisah Tahir adalah bukti bahwa keterbatasan bukanlah akhir. Dengan kerja keras, keberanian, dan hati yang tulus, ia menjadikan hidupnya sebagai berkat bagi banyak orang.
Komentar
Posting Komentar