Cara Presentasi yang Baik

Teknik Presentasi
(Cara Melakukan Presentasi)

Pendahuluan
Pada uraian tentang presentasi telah dijelaskan bahwa Teknik Presentasi adalah segala cara/teknik yang dilakukan pembicara dalam presentasi untuk mencapai tujuan presentasi.
Presentasi adalah proses menjual pesan. Terjual tidaknya pesan tersebut banyak tergantung pada cara/teknik menjualnya. Oleh karena itu, pembicara yang ingin berhasil selalu berusaha untuk menggunakan berbagai macam teknik presentasi.
Mengapa Menggunakan Teknik Presentasi
Hadirin atau peserta presentasi dapat terdiri atas berbagai golongan yang cara menerima informasinya berlainan. Ada yang lebih mudah menerima informasi berupa lambang kata, baik berupa lisan maupun tulisan, ada juga yang lebih mudah menerima informasi berupa lambang visual, baik berupa gambar maupun tulisan yang diproyeksikan.
Para ahli ada yang menggolongkan orang berdasarkan belahan otak mana yang paling dominan dalam menerima informasi, belahan otak kiri atau belahan otak kanan? Sementara itu ada pula penggolongan berdasarkan indera mana yang paling dominan dalam menerima informasi, indera penglihatan, pendengaran, perasa/pencicip (lidah) atau peraba?
1. Golongan Otak Kiri & Otak Kanan
Menurut penelitian, cara orang menerima dan merespon rangsangan dari luar, yang masuk melaluiindranya, adalah secara individual, dipengaruhi oleh bagian mana dari otak yang dominan. Menurut ilmu kedokteran, otak kita terdiri atas dua bagian, belahan kiri dan belahan kanan. Eksperimen terhadap dua belahan otak tersebut menunjukkan bahwa masing-masing belahan bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan masing–masing mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu, walaupun ada beberapa persilangan dan interaksi antara kedua sisi (DePorter, 1999:36).
Proses berpikir belahan otak kiri bersiat logis, sekuensial, linear dan rasional. Cara berpikirnya sesuai untuk tugas-tugas yang teratur. Belahan otak kiri mempunyai kemampuan dalam menghitung, membaca, menulis dan berkomunikasi secara verbal. Sedangkan proses berpikir belahan otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuiti dan holistik. Cara berpikirnya sesuai untuk yang bersiat perasaan, emosi, seni, kreatifitas, visualisasi. Belahan otak kanan mempunyai kemampuan dalam berimajinasi, mengenai bentuk, melihat jauh ke depan, kemampuan di bidang seni dan berkomunikasi secara visual.

Gb.1. Masing-masing belahan otak mempunyai spesialisasi kemampuan tertentu
Kemampuan masing-masing belahan otak ini mempunyai pengaruh terhadap proses berkomunikasi, misalnya orang dengan otak kanan yang dominan, akan lebih mudah berkomunikasi dengan lambang-lambang visual, sementara orang dengan otak kiri lebih dominan, lebih suka berkomunikasi dengan lambang-lambang kata, baik lisan maupun tulisan.
2. Golongan Visual, Auditori, Kinestetik
Kita memperoleh informasi dan belajar melalui indra kita. Menurut para peneliti, kita menggunakan semua indra kita, tapi ada satu indra kita yang digunakan secara dominan (Angus, 1996:5). Berdasarkan pembagian indra mana yang paling dominan digunakan dalam menerima informasi, terdapat tiga golongan orang: golongan visual, golongan auditori dan golongan kinestetik
Golongan visual adalah golongan orang yang menggunakan indra penglihatan paling dominan. Orang yang termasuk golongan visual lebih mudah menangkap pesan melalui indra penglihatannya. Untuk golongan ini sangat berperan alat bantu visual, seperti flipchart, OHP, slide, video, film dsb. Juga uraian yang menimbulkan citra visual.
Golongan auditori adalah golongan orang yang menggunakan indra pendengaran lebih dominan. Golongan ini memahami dan mengingat lewat bunyi dengan menggunakan indra pendengarannya. Mereka lebih mudah menyerap informasi dalam bentuk kata-kata. Uraian lisan yang rinci lebih mereka sukai. Bila kita menggunakan alat bantu visual, kita bisa membantu golongan auditori melalui penjelasan dengan suara keras, pon-poin yang tertera dalam alat bantu visual
Golongan kinestetik adalah golongan orang yang lebih tertarik menggunakan rabaan, gerakan dan keterlibatan secara jasmaniah. Golongan ini lebih menyukai penjelasan yang disertai gerakan isyarat (gesture), untuk menekankan uraian penting. Keterlibatan dalam demonstrasi (melihat, memegang, meraba, melakukan) lebih disukai. Teknik peragaan, alat bantu visual yang bergerak, atau penjelasan visual dengan animasi, sangat cocok untuk golongan kinestetik.


Teknik Presentasi
1.Beberapa Macam Teknik Prsentasi
Berdasar uraian di atas maka perlu dilakukan berbagai cara atau teknik untuk menyampaikan pesan pada presentasi. Ada empat macam teknik presentasi yang utama, ialah teknik berbicara dengan menggunakan bahasa lisan (oral language), teknik gerakan tubuh dengan menggunakan bahasa tubuh (body language), teknik peragaan dengan melakukan memperagakan/demonstrasi (demonstration) dan teknik menggunakan alat-bantu-visual dengan memanfaatkan bahasa visual (visual language) dalam bentuk tampilan slaid.
a. Teknik Berbicara
Salah satu teknik presentasi yang utama adalah teknik berbicara, bagaimana menyampaikan pesan yang menarik dengan menggunakan bahasa lisan (oral language). Bahasa yang digunakan sudah barang tentu harus bahasa yang dapat dimengerti oleh peserta, sesuai dengan lapangan pengalaman (field of experience) dan kerangka referensinya (frame of reference) – (Lihat Unit 2). Pesan disampaikan secara sistematis dengan ucapan yang jelas. Di samping itu, makna dari suatu kata atau kalimat sering kali tergantung pada cara mengucapkannya.
Contoh:
    “Saya memerlukan barang itu sekarang!” (Bukan orang lain)
    “Saya memerlukan barang itu sekarang!” (Penting sekali)
    “Saya memerlukan barang itu sekarang!” (Bukan barang yang lain)
    “Saya memerlukan barang itu sekarang!” (Segera)
Empat kalimat di atas mengomunikasikan makna yang berbeda walaupun kata-kata yang digunakannya sama. Yang membedakan makna kalimat-kalimat tersebut adalah tekanan suaranya, salah satu aspek dari parabahasa (paralanguage).
Parabahasa adalah salah satu bentuk komunikasi tanpa lisan (non verbal kommunication) seprti juga dahasa tubuh dan bahasa visual. Parabahasa mengacu pada dimensi vokal tetapi nonverbal dari pembicaraan. Parabahasa mengacu pada cara kita mengucapkan sesuaiu dan bukan pada apa yang kita ucapkan (DeVito, 1997:212).
Selain tekanan atau tinggi rendahnya pengucapan kata (pitch), parabahasa mencakup karakteristik vokal lain, seperti jarak ucapan (lebar-sempit), artikulasi (kejelasan–ketidakjelasan), irama (lancar-putus-putus), volume (nyaring–lembut), resonansi (suara bergaung – suara lemah), tempo (cepat–lambat), gumam (ah, uh, hem dsb.), jeda atau berhenti sebentar (Adler & Elmhorst 1996:85). Parabahasa juga mencakup vokalisasi yang kita lakukan ketika menangis, berbisik, mengerang, bersendawa, menguap dan berteriak (Argyle 1988; Trager,1058, 1961, dalam DeVito, 1997:213).
b.Teknik Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh adalah alat yang sangat ampuh dalam menyertai suatu pembicaraan. Selain dengan bahasa lisan kita juga berbicara dengan bahasa tubuh (body language). Lima aspek gerakan tubuh yang khususnya penting dalam pembicaraan di muka umum adalah kontak mata, ekspresi wajah, postur (posture), gestur (gesture), dan gerakan (movement) (DeVito, 1997:420).
Kontak mata dengan peserta berdampak mengikutsertakan peserta dalam pembicaraan. Dengan kontak mata kita juga dpat melihat umpan balik dari pserta
Ekspresi wajah, mengomunikasikan perasaan menyertai isi pembicaraan. Ketika membicarakan suasana gembira, ekspresi wajah yang menyertainya ekspresi wajah ceria, sebaliknya ketika menggambarkan suasana yang mengharukan ekspresi wajah yang menyertainya ekspresi wajah sedih.
Postur tubuh adalah sikap tubuh ketika berbicara, sikap tegak, condong ke depan, membungkuk dan sebagainya, semuanya dilakukan untuk memperkuat uraian lisan.
Gestur ialah gerak isyarat, dilakukan untuk mengilutrasikan uraian lisan, misalnya menggambarkan gelombang laut dengan gerakan tangan naik turun.

    Gb.2. Gestur dilakukan untuk mengilustrasikan uraian lisan (Foto.GS)
Gesture biasanya dilakukan dengan sendirinya, secara otomatis menyertai pembicaraan. Gerakan atau mevement, adalah gerakan tubuh yang sifatnya besar (DeVito, 1997:421), gerakan berjalan maju mendekati peserta, pindah tempat dansebagainya, semuanya dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu.
c. Teknik Peragaan
Teknik peragaan ialah gerakan menirukan suatu kegiatan atau mendemonstrasikan (to demonstrate = memeragakan), misalnya memeragakan presentasi, memeragakan perekaman film, memeragakan senam kesehatan dan sebagainya.
Biasanya dilakukan dalam pelatihan. Untuk memudahkan jalannya pelatihan biasanya dilengkapi alat-alat peraga (visual aids). Alat peraga ini dapat berupa benda aslinya atau benda tiruan, seperti model (model mesin, model senjata, model pesawat terbang dsb.) dummy (boneka pakaian, contoh barang cetakan: buku, brosur dsb), maket (tiruan bangunan/ ruangan dalam bentuk kecil), mock up (tiruan dalam bentuk sesungguhnya: mock up ruangan mengemudi mobil/ pesawat terbang, mock up badan pesawat untuk latihan terjun dsb.).
Teknik peragaan secara langsung disertai teknik gerakan tubuh juga (bahasa tubuh), seperti gerakan melempar, gerakan tangan memutar, gerakan jari memijat tombol, gerakan loncat, semuanya merupakan bahasa tubuh, mengomunikasikan suatu pesan.
d.Teknik Menggunakan ABV
Ada banyak macam alat-bantu-visual, seperti lembar bergambar, poster, flipchart, Overhead Projector, slide, Light Cristal Display (In focus, power point), epidiascope dan sebagainya, akan tetapi tidak semua alat-bantu-visual cocok untuk semua presentasi. Masing-masing alat bantu visual mempunyai karakternya sendiri, misalnya slide dan epidiascope harus dioperasikan dalam ruangan yang gelap, peserta tidak dapat mencatat. Lembar bergambar, poster dan flipchart tidak cocok untuk presentasi kelompok besar dan sebagainya.

Gb.3. Fungsi Abv membantu memperjelas uraian lisan
Alat bantu visual adalah alat bantu, fungsinya untuk membantu memperjelas uraian lisan, isinya mengacu pada naskah presentasi dan hanya memuat pokok-pokok penting saja. Tampilannya harus menarik, sedernana, jelas dan ada kaitannya dengan yang sedang dibicarakan.
2. Cara Menyempaikan Pesan
a. Membaca
Presentasi dilakukan dengan membaca seluruh naskah. Sering terjadi pembicara yang bersangkutan berhalangan datang, misalnya para pejabat, sehingga naskah dibacakan orang lain yang ditunjuk mewakilinya. Kelebihannya cara ini, pesan disampaikan secara utuh, persis seperti teks yang tertulis dalam naskah, tidak kurang tidak lebih. Ketepatan waktu juga sangat dimungkinkan.
Untuk mengurangi kekakuan, gaya membaca dapat diatur semenarik mungkin. Kekurangannya, dengan membaca, pembicara terikat pada teks yang berbentuk bahasa tulisan , bukan bahasa percakapan, presentasi menjadi kaku, tidak wajar, gerakan tubuh juga nampak kaku, tidak spontan.
Karena harus membaca, pembicara kehilangan kontak mata dengan peserta yang sangat diperlukan dalam presentasi. Dapat menghilangkan kepercayaan peserta, bahwa pembicara tidak atau kurang menguasai topik yang dibicarakan. Selain itu, pembicara juga terpaku pada podium, tempat naskah diletakkan.
b. Menggunakan Catatan
Presentasi dilakukan dengan catatan sebagai pemandu pembicaraan. Catatab dibuat pada secarik kertas berukuran kecil yang dapat digenggam telapak tangan. Catatan berisi poin-poin penting yang disusun sesuai urutan pada naskah sebagai panduan apa yang harus dibicarakan. Kelebihannya cara ini, Pembicaran wajar, menarik, gerakan tubuh lancar menyertai paparan lisan. Pembicara dapat leluasa mengurangi atau menambah pembicaraan sesuai keadaan. Kekurangannya, bila pembicara terlalu asyik berbicara dapat melupakan waktu yang disediakan.
c. Menggunakan ABV Sebagai Catatan
Presentasi yang menggunakan ABV sebagai catatan samadenganpresentasi yang menggunakan catatan tertulis pada secarik kertas, bedanya yang digunakan sebagai panduan adalah tampilan yang diproyeksikan pada layar atau dinding. Kelebihannya juga sama dengan presentasi yng menggunakan catatan kertas. Kekurangannya, pembicara sering terpancing untuk melihat ke layar, padahal pembicara dapat melihatnya pada kaca OHP atau pada layar laptop.
d.Campuran
Presentasi cara ini merupakan campuran dari kelima atau sebagian cara presentasi. Mislnya, menggunakan catatan, menghafal bagian pembukaan, membaca teks yang harus diucapkan secara utuh; misalnya teks definisi, teks peraturan atau teks kutipan dsb.

Rangkuman
1. Teknik presentasi
Adalah segala cara yang dilakukan pembicara dalam presentasi untuk mencapai tujuan presentasi
2. Ada empat teknik presentasi:
Teknik berbicara, menggunakan bahasa lisan (oral language), dan parabahasa (paralanguage). Parabahasa adalah bentuk komunikasi tanpa lisan (non verbal kommunication)
Teknik gerakan tubuh, menggunakan bahasa tubuh (body language). Lima aspek gerakan tubuh: kontak mata ekspresi wajah, postur, gestur dan gerakan (movement)
Teknik peragaan ialah gerakan memperagakan suatu kegiatan atau demonstrasi. Biasanya dibantu alat peraga.
Teknik menggunakan alat bantu visual, presentasi dengan menggunakan alat bantu visual untuk membantu memperjelas uraian lisan
3. Mengapa menggunakan teknik presentasi
Ada golongan otak kiri yang dominan dan ada golongan otak kanan yang dominan
Ada golongan visual, golongan auditori dan golongan kinestetik
4. Cara menyampaikan pesan
Membaca
Menggunakan catatan
Menggunakan ABV sebagai alat bantu
Campuran
Daftar Pustaka
Adler, Ronald & Jeanne Marquardt Elmhorst. Communicating at Work, Principles and Practices for  Business and the Professions. 5th. Edition. NY: The McGraw-Hill Companies
Angus, Helen, Kiat Memimpin Lokakarya dan Pelatihan (alih bahasa:     Pujaatmaka; judul asli: Learning Workshops, Seminars and     Training Seasions), Jakarta: Arcan, 1998.


DeVito, Joseph A. Komunikasi Antar Manusia, Kuliah Dasar, edisi     kelima (alih bahasa: Agus Maulana; judul asli: Human     Communication). Jakarta: Professional Books, 1997.

No comments:

Post a Comment

SIMA DESIGNER

CONTOH DESAIN DARI SIMA DESIGNER ini adalah beberapa contoh desain hasil dari sim designer. project untuk aqiqah Logo Desain ...